Selasa, 06 Juni 2017

USAHA KECIL MENENGAH INDUSTRI KREATIF

Dekorasi Dinding Vintage
Usaha kecil menengah yang telah berdiri dan akan terus dikembangkan yaitu berupa Dekorasi Dinding Vintage dengan nama brand GuazumaArs. Dengan bermaterialkan limbah kayu yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang, kami dapat menyulap limbah kayu tersebut menjadi suatu dekorasi yang jauh lebih bernilai harganya. Dekorasi ini dapat dijadikan hiasan dinding rumah ataupun tempat usaha yang membutuhkan dekorasi unik dan menarik.
Product

Untuk saat ini kami memulai fokus untuk dekorasi wood sign, wood sign sendiri merupakan beberapa papan kayu yang bentuk dengan ukuran tertentu lalu dilukis tangan menggunakan cat sesuai desain. Pada bagian belakang kayu diberikan sebuah tali guna mempermudah dekorasi tersebut untuk diletakkan pada sebuah dinding.


Dikarenakan mulai berkembangnya pasar di dunia vintage decoration maka kami merambat untuk mengembangkan serta menambah koleksi kami diantaranya seperti pigura, string, clipboard, serta cutting board dan akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Price
Dalam menentukan harga jual, kami menggunakan beberapa cara dalam menentukannya:
1.      Harga jual
2.      Keunikan barang
3.      Permintaan pasar
Promotion
Kami mempromosikan produk kami dengan menggunakan:
1.      Media sosial
Kami memilih media sosial sebagai media utama kami mempromosikan produk kami. Karena media sosial yang bersifat terbuka, bebas, dan umum mempermudah kami memperkenalkan produk kami ke masyarakat banyak hanya dengan mem-posting foto produk.
2.      Mulut ke mulut
Menurut kami, penyebaran informasi melalui media sosial akan terjadi sangat cepat ketika seseorang telah mengetahui informasi yang berasal dari sosial media maka ia akan merekomendasikan hal tersebut kepada teman-teman sekitarnya.
3.      Pemasangan Iklan berbayar media social

Perlunya pemasangan iklan agar sebuah brand dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. Facebook Ads merupakan salah satu contoh sarana pembantu pemasangan iklan pada media social seperti Facebook, Instagram, dll.
Place
Kami belum membuka toko yang dapat dikunjungi secara langsung. Namun untuk tempat produksi berada di wilayah Ciracas, Jakarta Timur.

CARA PENGEMBANGAN PRODUK
Untuk mengikuti tren permintaan dan pasar, kami terus memperbaiki kualitas, dan melakukan riset produk juga update desain pada setiap produk baru yang kami keluarkan. Dikarenakan kami berfokus pada dekorasi dinding maka kami akan terus menambahkan beberapa dekorasi dinding vintage terbaru guna memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen menjadi fokus utama kami dalam penjualan, karenanya kami menggaransi seluruh produk diproduksi dan terkirim dengan baik, tidak cacat atau rusak.


TOKOH BISNIS ADVICER


Egar Putra Bahtera (Owner Chevalier, Cannestore, Sociawatch, Monoka)
Memulai berbisnis memang bukan pekerjaan yang mudah, apalagi tidak memiliki pengalaman. Namun bagi Egar Putra Bahtera, berbisnis jadi tantangan untuk dirinya.

Berawal dari hobinya terhadap sepatu kulit, ia memberanikan diri memulai bisnis sepatu kulit dan bertekad untuk menembus pasar sepatu kulit premium, yang memiliki harga di atas Rp 1 juta. Lewat merek Chevalier
yang diluncurkan pada tahun 2011.
Menurutnya, peluang menembus pasar sepatu premium sangat besar saat ini, karena bisa dibilang belum banyak pebisnis lokal yang takut untuk masuk ke pasar sepatu kulit premium alasannya takut bersaing dengan merek luar.
"Chevalier mau fokus di pasar premium karena ada peluang besar di situ. Untuk lokal yang masuk pasar premium masih sedikit yang ngisi bisa dibilang masih kosong nah kekosongan itu mau kita manfaatkan terlebih kan kaum menengah itu naik angkanya. Kalau kita lihat penjual sepatu lokal yang dari kulit paling mahal dijual Rp 500 ribu paling," kata Egar.
Dengan modal Rp 10 juta, ia mencoba membuat 12 pasang sepatu laki-laki ke perajin dan mulai memasarkannnya, mulai dari kerja sama dengan salah satu forum di internet dan juga ke teman-temannya.

"Modal awal Rp 10 juta itu untuk bikin website, beli bahan baku pokoknya untuk start Chevalier, itu modal dari tabungan bisnis preorder baju sebelumnya dan juga menyisihkan uang jajan coba buat 12 pasang sepatu laki-laki kita pasarkan di forum di internet itu 3 hari kita sudah bisa BEP (break event point/impas). Ke teman juga sih cuma kalau pasarin ke teman suka dibilang cari untunglah atau apa lah, di forum itu yang cepat jualnya," ujar pria lulusan Pertambangan ITB ini.
Saat ini Egar memiliki usaha lain selain Chevalier, yaitu Cannes, yang juga memproduksi sepatu kulit dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan Chevalier.
Bahan baku yang diperolehnya didapat dari lokal maupun impor dari Amerika Serikat (AS). Kesulitan yang dihadapi saat ini menurut Egar adalah harus cerdas dalam mencari peluang dan mampu bersaing dengan enterpreneur lain yang memiliki modal hingga ratusan juta rupiah. Ia saat ini bekerja sama dengan 20 perajin sepatu lokal dan sudah memiliki 5-10 karyawan.

"Karena ini pasar premium harus cerdas lihat peluang pasar bagaimana caranya gunakan uang yang tidak besar, sedangkan saya pasti berhadapan dengan mereka yang ada investor sampai ratusan juta bahkan miliaran untuk modal marketingnya nggak gampang. Saya harus cerdas bagaimana dengan biaya marketing Rp 10 juta bersaing dengan yang Rp 500 juta saya nge-push itu," jelas Egar. Sepatu-sepatu buatan Egar juga telah mampu menembus pasar internasional seperti Eropa dan AS. Untuk pasar internasional ia mampu mengirim hingga 50 pasang setiap dua bulan.

Sumber:

Nama Anggota Kelompok :
1.      Nurul Hijriyati                  (25216621)
2.      Yasita Azalea Agusfine     (27216726)
3.      Pradhitya Wahyutama     (25216770)

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates