A.
Pengertian Industri Manufaktur
Menurut Heizer,
dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang
berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan
sesuatu barang. Wikipedia menyebutkan bahwa Manufaktur adalah suatu cabang
Industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu
medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi untuk dijual. Contoh industri manufaktur, misalnya: industri
tekstil, industri obat, industri semen, dan lain-lain.
Berdasarkan
jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan
manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni : 1) Perusahaan dengan jenis
proses produksi terus-menerus (continuous process atau continuous
manufacturing, 2) Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten
process) atau intermitten manufacturing).
Continous
Manufacturing biasanya
produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar(produksi massa) dengan variasi
yang sangat kecil dan sudah di standarisasi. Mesin-mesinnya bersifat
khusus dan biasanya otomatis maka tidak membutuhkan tenaga kerja
dalam jumlah yang banyak. Sedangkan Intermitten manufacturing biasanya
menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat
besar. Mesin-mesin yang digunakan merupakan mesin yang bersifat umum sehingga
operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan
produk tersebut.
Industri
Manufaktur adalah industri yang kegiatan utamanya adalah mengubah bahan baku,
komponen atau bagian lainnya menjadi barang jadi yang memenuhi standar
spesifikasi. Industri manufaktur pada umumnya mampu memproduksi dalam skala
besar.
B.
Peranan Industri Manufaktur dalam Pembangunan Ekonomi
Industri
manufaktur merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan Nasional.
Pada beberapa negarayang tergolong maju,
peranan industry Manufaktur lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Industri
Manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena industri
manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai
kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja
yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation)
dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Pada negara-negara berkembang,
peranan Industri Manufaktur juga menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi.
Kontribusi yang semakin tinggi ini menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara
yang bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor pertanian ke sektor
Industri manufaktur.
Peranan Industri Manufaktur dalam pembangunan ekonomi
di berbagai Negara sangat penting karena Industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan
dalam hal akselerasi pembangunan. Keunggulan-keunggulan industri
manufaktur tersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja
dan mampu menciptakan nilai tambah (value added) yang
lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.
C.
Perkembangan Industri
Manufaktur di Indonesia
Sejak Ir.
Soekarno menjabat menjadi presiden pertama di Indonesia, proses industrialisasi
Negara Indonesia telah dirintis oleh beliau. Mulai dari berbagai pabrik
pembuatan aneka bahan pokok di Indonesia, dan lainnya. Industrialialisasi di
Indonesia mulai berkembang pesat saat Bapak Soeharto menjabat sebagai presiden.
Puncaknya adalah mampunya Indonesia menerbangkat pesawat buatan anak negeri
sendiri, yaitu N250 – Gatotkaca yang pada waktu itu dipelopori oleh BJ.
Habibie. Setelah sukses melakukan peluncuran tersebut, makin banyak
Industri-industri di Indonesia yang berdiri. Kawasan Industri pun semakin
bertebaran. Di Jawa Timur sendiri, terdapat beberapa kawasan industri yang
terkenal. Seperti di daerah Surabaya, Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari
Industri berat sampai industri-industri kecil.
Dengan
semakin berkembangnya Industri tersebut, maka dalam Industri tentunya
diperlukan sebuah keilmuan yang berhubungan dengan proses produksi industri
tersebut, khususnya industri manufaktur. Salah satu ilmu yang diperlukan adalah
Proses Manufaktur. Yaitu proses pembuatan produk manufaktur mulai dari
pencampuran bahan baku, proses pengecoran, pembentukan, hingga finishing. Dalam
kehidupan manusia, ilmu ini dapat diimplementasikan untuk membuat alat-alat
kehidupan sehari-hari. Mulai dari kursi, meja, laptop, kalkulator, dll. Oleh
karena itulah, proses manufaktur sangat diperlukan dalam kehidupan manusia,
karena hamper semua tool atau peralatan hidup manusia dibuat
melalui proses manufaktur.
Pada tahun
2012 yang lalu, berdasarkan riset yang dilaporkan oleh UNIDO (Organisasi
Pengembangan Industri Dunia), pertumbuhan industri manufaktur global pada
kuartal III tahun 2012 hanya 0.2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Catatan itu sekaligus menunjukkan pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2009.
Catatan ini pula menjadi warning kepada seluruh negara-negara
di dunia. Sebab, menurut badan PBB tersebut, industri manufaktur akan
menghadapi tantangan berat ke depannya. Hal itu disebabkan resesi kuat di
Eropa, serta melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara serta Asia Timur,
ditambah dengan melambatnya laju ekonomi di negara-negara berkembang.
Krisis
ekonomi global menjadi kendala berkembangnya sektor industri manufaktur di
seluruh dunia. Lesunya perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan
kiblat perekonomian dunia berdampak pada berbagai sektor termasuk perindustrian
manufaktur. Dampak dari itu semua adalah perekonomian dunia pun ikut lesu
karena sektor industri manufaktur termasuk sektor yang paling basah.
Tingginya
komnsumsi masyarakat berakibat pada penguatan kinerja impor. Namun, di sisi
lain, kinerja ekspor relatif melemah akibar rendahnya permintaan di dunia yang
menyebabkan neraca perdagangan defisit. Krisis ekonomi di dunia juga berdampak
pada melemahnya nilai tukar berbagai mata uang negara, sehingga sektor industri
manufaktur pun semakin lesu.
Di tahun 2013
ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis dengan perkembangan industri
manufaktur dunia. Selain kondisi perekonomian amerika dan eropa yang makin
membaik, sektor industri manufaktur di negara berkembang juga semakin pesat
perkembangannya. Dengan begitu walaupun masih ada bayang-bayang krisis ekonomi
global, diharapkan industri manufaktur dunia lebih kreatif dalam mengatasi
permasalahan ini.
Sementara di
Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur begitu pesat. Optimisme
itu merujuk pada krisis moneter pada tahun 1998 yang lalu saat perekonomian
Indonesia hancur lebur. Namun Indonesia ternyata mampu bangkit dan pada tahun
2011 yang lalu pertumbuhan PDB bahkan mencapai 6.2%. Pada tahun 2012,
pertumbuhan sektor industri manufaktur khusus sektor nonmigas secara kumulatif
mencapai 6.5%. Bahkan pada kuartal II tahun 2012 pertumbuhan mencapai angka
7.27%. Hal itu membawa angina segar bagi sektor industri manufaktur di
Indonesia. Namun, yang perlu diingat di sini adalah tantangan untuk thun 2013
ini lebih berat ke depannya. Salah satu faktor yang paling memicu adalah
kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada
daya saing industri baik di sektor domestic maupun pasar ekspor.Tantangan berat
lain yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah “ASEAN-China Free Trade Area”
yang telah diberlakukan semenjak Januari 2010 yang lalu. Hal itu menyebabkan
berbagai produk manufaktur dari china memasuki pasar Indonesia dengan deras.
Berbagai produk elektronik yang berharga murah pun menggerogoti pangsa pasar
produk lokal Indonesia. Demikian juga produk lainnya, seperti besi, baja,
tekstil, dan barang-barang hasil industri lainnya.
Berikut
adalah grafik pertumbuhan Industri manufaktur menurut data BPS dari tahun 2010
sampai dengan 2013.
(Sumber : Data strategis BPS 2013)
Selama tahun 2010–2013 Industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan triwulan II-2013 naik sebesar 1,12 persen dari triwulan I-2013, triwulan I-2013 turun sebesar 2,20 persen dari triwulan IV-2012, triwulan IV-2012 naik sebesar 7,65 persen dari triwulan III-2012, triwulan III-2012 naik sebesar 0,10 persen dari triwulan II-2012, triwulan II 2012 naik sebesar 3,42 persen dari triwulan I-2012, triwulan I-2012 turun sebesar 0,31 persen dari triwulan IV-2011, triwulan IV- 2011 turun sebesar 1,53 persen dari triwulan III-2011, triwulan III-2010 naik sebesar 0,52 persen dari triwulan II 2011, triwulan II- 2011 naik sebesar 3,09 persen dari triwulan I-2010, dan triwulan I-2010 naik sebesar 0,75 persen dari triwulan IV-2010. Triwulan dua pada tahun 2010, 2011, dan 2012 memiliki kecenderungan naik jika dibandingkan dengan triwulan-triwulan lain pada tahun tersebut.
(Sumber : Data Strategis BPS 2013)
Pertumbuhan
produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (y-on-y) dari tahun
2011–2013 juga berfluktuasi. Triwulan I tahun 2012 naik sebesar 1,72 persen
dari triwulan I tahun 2011, triwulan II tahun 2012 naik sebesar 2,04 persen
dari triwulan II tahun 2011, triwulan III tahun 2012 naik sebesar 1,62 persen
dari triwulan III tahun 2011, triwulan IV tahun 2012 naik sebesar 11,10 persen
dari triwulan IV tahun 2011. Secara umum, pertumbuhan produksi manufaktur tahun
2012 mengalami kenaikan 4,12 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara
itu, Pertumbuhan sektor Industri manufaktur serta sumbangan nya terhadap PDB
terus meningkat dari tahun ke tahun, berikut grafik yang di ambil dari data BPS
:
(Sumber : Data Strategis BPS 2013)
Ekonomi
Indonesia selama tahun 2009–2012 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar
4,63 persen (2009), 6,22 persen (2010), 6,49 persen (2011), dan 6,23 persen
(2012) dibanding tahun sebelumnya. Sementara pada semester I-2013 bila
dibandingkan dengan semester II-2012 tumbuh sebesar 1,99 persen dan bila
dibandingkan dengan semester I-2012 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,92 persen.
Angkaangka tersebut diperoleh dari penerapan rumus di atas ke dalam besaran PDB
tahun 2009–2012 serta semester I-2013 atas dasar harga konstan 2000 (Tabel 3.1
dan Tabel 3.2).
Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi selama tahun 2009–2012 selalu mengalami pertumbuhan
tertinggi yaitu sebesar 15,85 persen (2009), 13,41 persen (2010), 10,70 persen
(2011), dan 9,98 persen (2012). Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai tingkat tertinggi pada
tahun 2009 sebesar 1,26 persen. Setelah itu giliran Sektor Perdagangan, Hotel,
dan Restoran yang memberikan konstribusi tertinggi pada tahun 2010 dan 2011
diikuti Sektor Industri Pengolahan tahun 2012. Pada semester I-2013, sumber
pertumbuhan terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan sebesar 1,49
persen terhadap total pertumbuhan sebesar 5,92 persen dengan laju pertumbuhan
sebesar 5,86 persen (y-on-y). Sementara Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memberikan kontribusi
pertumbuhan masing-masing sebesar 1,16 persen dan 1,08 persen dengan laju
pertumbuhan masing-masing 6,50 persen dan sebesar 10,73 persen.
Sumber :
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-industri-manufaktur-dan-contohnya/ 02/06/2017 20:00WIB
http://agentofcentaurus.blogspot.co.id/2014/01/makalah-industri-manufaktur-dan.html?m=1 02/06/2017 21:05WIB
Nama Anggota Kelompok :
1.
Nurul Hijriyati (25216621)
2.
Yasita Azalea Agusfine (27216726)
3.
Pradhitya Wahyutama (25216770)