Senin, 05 Juni 2017

Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia

A.   Pengertian Industri Manufaktur
Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Wikipedia menyebutkan bahwa Manufaktur adalah suatu cabang Industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijual. Contoh industri manufaktur, misalnya: industri tekstil, industri obat, industri semen, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni : 1) Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus (continuous process atau continuous manufacturing, 2) Perusahaan dengan proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) atau intermitten manufacturing).
Continous Manufacturing biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar(produksi massa) dengan variasi yang sangat kecil dan sudah di standarisasi. Mesin-mesinnya bersifat khusus  dan biasanya otomatis maka tidak membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Sedangkan Intermitten manufacturing biasanya menghasilkan produk dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar. Mesin-mesin yang digunakan merupakan mesin yang bersifat umum sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.
            Industri Manufaktur adalah industri yang kegiatan utamanya adalah mengubah bahan baku, komponen atau bagian lainnya menjadi barang jadi yang memenuhi standar spesifikasi. Industri manufaktur pada umumnya mampu memproduksi dalam skala besar.

B.   Peranan  Industri Manufaktur dalam Pembangunan Ekonomi
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan Nasional.
Pada beberapa negarayang tergolong maju, peranan industry Manufaktur lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Industri Manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Pada negara-negara berkembang, peranan Industri Manufaktur juga menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi. Kontribusi yang semakin  tinggi ini menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara yang bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor pertanian ke sektor Industri manufaktur.

Peranan Industri Manufaktur dalam pembangunan ekonomi di berbagai Negara sangat penting karena Industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan. Keunggulan-keunggulan industri manufaktur tersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah (value added)  yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.
C.    Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia
Sejak  Ir. Soekarno menjabat menjadi presiden pertama di Indonesia, proses industrialisasi Negara Indonesia telah dirintis oleh beliau. Mulai dari berbagai pabrik pembuatan aneka bahan pokok di Indonesia, dan lainnya. Industrialialisasi di Indonesia mulai berkembang pesat saat Bapak Soeharto menjabat sebagai presiden. Puncaknya adalah mampunya Indonesia menerbangkat pesawat buatan anak negeri sendiri, yaitu N250 – Gatotkaca yang pada waktu itu dipelopori oleh BJ. Habibie. Setelah sukses melakukan peluncuran tersebut, makin banyak Industri-industri di Indonesia yang berdiri. Kawasan Industri pun semakin bertebaran. Di Jawa Timur sendiri, terdapat beberapa kawasan industri yang terkenal. Seperti di daerah Surabaya, Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari Industri berat sampai industri-industri kecil.
Dengan semakin berkembangnya Industri tersebut, maka dalam Industri tentunya diperlukan sebuah keilmuan yang berhubungan dengan proses produksi industri tersebut, khususnya industri manufaktur. Salah satu ilmu yang diperlukan adalah Proses Manufaktur. Yaitu proses pembuatan produk manufaktur mulai dari pencampuran bahan baku, proses pengecoran, pembentukan, hingga finishing. Dalam kehidupan manusia, ilmu ini dapat diimplementasikan untuk membuat alat-alat kehidupan sehari-hari. Mulai dari kursi, meja, laptop, kalkulator, dll. Oleh karena itulah, proses manufaktur sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, karena hamper semua tool atau peralatan hidup manusia dibuat melalui proses manufaktur.
Pada tahun 2012 yang lalu, berdasarkan riset yang dilaporkan oleh UNIDO (Organisasi Pengembangan Industri Dunia), pertumbuhan industri manufaktur global pada kuartal III tahun 2012 hanya 0.2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Catatan itu sekaligus menunjukkan pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2009. Catatan ini pula menjadi warning kepada seluruh negara-negara di dunia. Sebab, menurut badan PBB tersebut, industri manufaktur akan menghadapi tantangan berat ke depannya. Hal itu disebabkan resesi kuat di Eropa, serta melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara serta Asia Timur, ditambah dengan melambatnya laju ekonomi di negara-negara berkembang.
Krisis ekonomi global menjadi kendala berkembangnya sektor industri manufaktur di seluruh dunia. Lesunya perekonomian di Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan kiblat perekonomian dunia berdampak pada berbagai sektor termasuk perindustrian manufaktur. Dampak dari itu semua adalah  perekonomian dunia pun ikut lesu karena sektor industri manufaktur termasuk sektor yang paling basah.
Tingginya komnsumsi masyarakat berakibat pada penguatan kinerja impor. Namun, di sisi lain, kinerja ekspor relatif melemah akibar rendahnya permintaan di dunia yang menyebabkan neraca perdagangan defisit. Krisis ekonomi di dunia juga berdampak pada melemahnya nilai tukar berbagai mata uang negara, sehingga sektor industri manufaktur pun semakin lesu.
Di tahun 2013 ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis dengan perkembangan industri manufaktur dunia. Selain kondisi perekonomian amerika dan eropa yang makin membaik, sektor industri manufaktur di negara berkembang juga semakin pesat perkembangannya. Dengan begitu walaupun masih ada bayang-bayang krisis ekonomi global, diharapkan industri manufaktur dunia lebih kreatif dalam mengatasi permasalahan ini.
Sementara di Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur begitu pesat. Optimisme itu merujuk pada krisis moneter pada tahun 1998 yang lalu saat perekonomian Indonesia hancur lebur. Namun Indonesia ternyata mampu bangkit dan pada tahun 2011 yang lalu pertumbuhan PDB bahkan mencapai 6.2%. Pada tahun 2012, pertumbuhan sektor industri manufaktur khusus sektor nonmigas secara kumulatif mencapai 6.5%. Bahkan pada kuartal II tahun 2012 pertumbuhan mencapai angka 7.27%. Hal itu membawa angina segar bagi sektor industri manufaktur di Indonesia. Namun, yang perlu diingat di sini adalah tantangan untuk thun 2013 ini lebih berat ke depannya. Salah satu faktor yang paling memicu adalah kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada daya saing industri baik di sektor domestic maupun pasar ekspor.Tantangan berat lain yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah “ASEAN-China Free Trade Area” yang telah diberlakukan semenjak Januari 2010 yang lalu. Hal itu menyebabkan berbagai produk manufaktur dari china memasuki pasar Indonesia dengan deras. Berbagai produk elektronik yang berharga murah pun menggerogoti pangsa pasar produk lokal Indonesia. Demikian juga produk lainnya, seperti besi, baja, tekstil, dan barang-barang hasil industri lainnya.
            Berikut adalah grafik pertumbuhan Industri manufaktur menurut data BPS dari tahun 2010 sampai dengan 2013.




(Sumber : Data strategis BPS 2013)

Selama tahun 2010–2013 Industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (q-to-q) mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan triwulan II-2013 naik sebesar 1,12 persen dari triwulan I-2013, triwulan I-2013 turun sebesar 2,20 persen dari triwulan IV-2012, triwulan IV-2012 naik sebesar 7,65 persen dari triwulan III-2012, triwulan III-2012 naik sebesar 0,10 persen dari triwulan II-2012, triwulan II 2012 naik sebesar 3,42 persen dari triwulan I-2012, triwulan I-2012 turun sebesar 0,31 persen dari triwulan IV-2011, triwulan IV- 2011 turun sebesar 1,53 persen dari triwulan III-2011, triwulan III-2010 naik sebesar 0,52 persen dari triwulan II 2011, triwulan II- 2011 naik sebesar 3,09 persen dari triwulan I-2010, dan triwulan I-2010 naik sebesar 0,75 persen dari triwulan IV-2010. Triwulan dua pada tahun 2010, 2011, dan 2012 memiliki kecenderungan naik jika dibandingkan dengan triwulan-triwulan lain pada tahun tersebut.



(Sumber : Data Strategis BPS 2013)
Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan (y-on-y) dari tahun 2011–2013 juga berfluktuasi. Triwulan I tahun 2012 naik sebesar 1,72 persen dari triwulan I tahun 2011, triwulan II tahun 2012 naik sebesar 2,04 persen dari triwulan II tahun 2011, triwulan III tahun 2012 naik sebesar 1,62 persen dari triwulan III tahun 2011, triwulan IV tahun 2012 naik sebesar 11,10 persen dari triwulan IV tahun 2011. Secara umum, pertumbuhan produksi manufaktur tahun 2012 mengalami kenaikan 4,12 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Pertumbuhan sektor Industri manufaktur serta sumbangan nya terhadap PDB terus meningkat dari tahun ke tahun, berikut grafik yang di ambil dari data BPS :




(Sumber : Data Strategis BPS 2013)
Ekonomi Indonesia selama tahun 2009–2012 mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 4,63 persen (2009), 6,22 persen (2010), 6,49 persen (2011), dan 6,23 persen (2012) dibanding tahun sebelumnya. Sementara pada semester I-2013 bila dibandingkan dengan semester II-2012 tumbuh sebesar 1,99 persen dan bila dibandingkan dengan semester I-2012 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,92 persen. Angkaangka tersebut diperoleh dari penerapan rumus di atas ke dalam besaran PDB tahun 2009–2012 serta semester I-2013 atas dasar harga konstan 2000 (Tabel 3.1 dan Tabel 3.2).
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi selama tahun 2009–2012 selalu mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 15,85 persen (2009), 13,41 persen (2010), 10,70 persen (2011), dan 9,98 persen (2012). Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai tingkat tertinggi pada tahun 2009 sebesar 1,26 persen. Setelah itu giliran Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang memberikan konstribusi tertinggi pada tahun 2010 dan 2011 diikuti Sektor Industri Pengolahan tahun 2012. Pada semester I-2013, sumber pertumbuhan terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan sebesar 1,49 persen terhadap total pertumbuhan sebesar 5,92 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 5,86 persen (y-on-y). Sementara Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi memberikan kontribusi pertumbuhan masing-masing sebesar 1,16 persen dan 1,08 persen dengan laju pertumbuhan masing-masing 6,50 persen dan sebesar 10,73 persen.

Sumber :
Nama Anggota Kelompok :
1.       Nurul Hijriyati                      (25216621)
2.       Yasita Azalea Agusfine          (27216726)
3.       Pradhitya Wahyutama          (25216770)


0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates