Bank of Credit and Commerce International
(BCCI)
Company Profile
BCCI didirikan di Karachi, Pakistan pada tahun 1972 oleh Aga
Hasan Abedi (seorang dermawan dan bankir Pakistan).
Pertengahan
1970an sebagian saham dibeli Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan (Presiden Uni
Emirat Arab Pertama) dari Abu Dhabi.
BCCI
memecah kegiatan bank di 2 tempat, yaitu:
1.
Luxemburg, London (untuk bisnis di Eropa dan Timur Tengah)
2. Cayman Island (untuk negara-negara
berkembang).
- BCCI
adalah sebuah bank internasional yang berkembang pesat ± dalam 2
dasawarsa, mencapai 400 cabang yang beroperasi di 78 negara, dan memiliki
30.000 karyawan.
- Asset mencapai USD 20 Billion
(Rp 200 Triliun).
- BCCI merupakan bank swasta
terbesar nomor 7 di dunia pada tahun 1980an sampai kemudian di tutup pada
tahun 1991.
- BCCI merupakan salah satu
skandal terbesar dalam sejarah keuangan dengan kecurangan $20 milyar lebih
pencurian.
- Lebih dari $13 milyar dana
unaccounted (yang belum ditemukan).
- Tuduhan lainnya termasuk
penyuapan, mendukung terorisme, money laundering, penyeludupan, penjualan
teknologi nuklir, dan lain-lain.
- pencucian
uang, membiayai terorisme, terlibat penyelundupan, dan lain-lain.
What was the Scandal?
- Pada bulan Juli 1991, BCCI
jatuh sebagai akibat internal fraud yang mencapai ± USD 4 miliar dan
berbagai kewajiban yang mencapai ± USD 14 miliar.
- BCCI
merupakan salah satu skandal terbesar dalam sejarah keuangan dengan
kecurangan $20 milyar lebih pencurian.
- Lebih
dari $13 milyar dana unaccounted (yang belum ditemukan).
Rekening BCCI digunakan untuk
berbagai operasi ilegal, seperti:
1.
transfer
uang dan senjata
- terkait
dengan skandal Iran-Contra
- pembiayaan
mujahidin Afghanistan selama Perang Afghanistan melawan Uni Soviet
- pemberontakan
Contras Nicaragua
- mencuci
uang (money laundering) hasil dari perdagangan heroin di perbatasan
Pakistan-Afghanistan, dan untuk meningkatkan aliran narkotika ke Eropa dan
pasar AS.
- Kualitas
aset yang buruk, khususnya besarnya kredit macet karena kredit fiktif
& pemberian pinjaman kepada pemilik dan pemegang sahamnya sendiri.
- Penipuan/fraud kredit fiktif,
trading, manipulasi rekening & tidak mencatat simpanan nasabah.
- Tidak menjalankan operasional
bank dengan prinsip kehatian-hatian (prudential banking).
- Melakukan pencucian uang (Money
Laundry)
How did they do it?
- BCCI memanfaatkan struktur
organisasinya yang rumit “terpecah di beberapa negara” (lihat gambar) dan
sikap “saling lempar tanggung jawab” di antara pengawas bank di Eropa.
- Luxemburg tidak mengawasi BCCI
karena di negara itu tidak ada kegiatan.
- Inggris (pengawasan pada waktu itu ada di Bank of England) juga tidak mau mengawasi bank yang izin operasi bukan dari Inggris.
How They were Caught?
- Pada tahun 1990 Price
Waterhouse melakukan audit dan mengungkapkan adanya kerugian ratusan juta
dollar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
- Dan ketidakberesan yang paling
serius, yaitu BCCI memberikan kredit kepada pemegang sahamnya sendiri
sebesar USD 1,48 miliar dengan menggunakan saham BCCI sebagai jaminan.
Who were the Main Players?
Para petinggi BCCI yang merupakan bankir-bankir
dunia yang berpengalaman yang sudah bertekad membuat kegiatan mereka tidak
terendus publik, melakukan penipuan dalam skala luas dan menghindari deteksi.
What was the Sanction &
Punishment?
- Deloitte & Touche sebagai
likuidatornya, melayangkan gugatan hukumnya melawan Price Waterhouse yang
akhirnya diselesaikan dengan nilai kesepakatan US$175 juta di tahun 1998.
- Tuntutan hukum selanjutnya
melawan Presiden Uni Emirat Arab, yaitu Zayed selaku pemegang saham
terbesar, diluncurkan di tahun 1999 dengan nilai ± US$400 juta.
- Menuntut Bank of England
sebesar US$ 1 miliar atas dugaan kegagalan menjalankan tanggung jawabnya
sebagai regulator. (dikutip dari Buku Indonesia Certificate in Banking
Risk and Regulation)
Akhirnya pada Juli 1991 otoritas
keuangan Inggris menutup BCCI, diikuti oleh Luxemburg, Cayman Island dan
negara-negara lain di mana BCCI punya kegiatan bisnis.